Senin, 19 Juni 2017

Jumat, 11 September 2015

PEMBATALAN OBSI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Kami dari Panitia Olimpiade Bahasa dan Sastra Indonesia
Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Memohon maaf dengan sungguh hati karena acara Olimpiade Bahasa dan Sastra Indonesia dibatalkan karena satu dan lain hal. Kami memohon pengertian bagi calon sekolah yang mendaftarkan ke OBSI.
Kami harap maklum dengan keadaan ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

TTD


Panitia OBSI

Rabu, 10 Juni 2015

PRESTASI BELAJAR




A.    PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan banyak sekali hal yang mendasari di dalam belajar dan pembelajaran. Banyak aspek yang didapati tentang proses pembelajaran. Dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Ada pula halnya mengenai multiple intelligences (kecerdasan majemuk). Kita dituntut untuk bisa berkreasi dengan kelebihan yang kita punya. Dengan kreasi atau kemampuan yang kita punya kita bisa memacu semangat di dalam proses belajar.
Proses belajar merupakan suatu kegiatan di mana kita dituntut untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan kata lain proses belajar sesungguhnya menuntut kita untuk belajar dengan penuh kesungguhan. Jika proses belajar baik maka kita pun sudah mengetahui inti dari berbagai pelajaran walaupun itu memerlukan sebuah tujuan atau pencapaian yang baik pula.
 Sesudah proses belajar ada pula mengenai hasil dari proses belajar. Salah satunya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan sebuah langkah di mana kita dapat mengetahui perubahan belajar. Bukan saja proses belajar tapi prestasi belajar juga sangat berpengaruh dalam belajar dan pembelajaran.

B.     PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar menurut para ahli sangatlah bermacam-macam. Karena mereka mendefinisikan pengertian prestasi belajar dengan sudut pandang yang berbeda. Seperti menurut Asmara pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusahaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran lazimnya ditunjukan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Hetika, prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Menurut Harjait prestasi belajar adalah hasil usaha yang dilakukan dalam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut saya definisi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh pembelajar setelah melakukan proses belajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran.


C.    PENGERTIAN EVALUASI
Para ahli banyak mengemukakan pengertian tentang evaluasi. Evaluasi sering didefinisikan sebagai penilaian. Menurut Davies bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang lain. Sedangkan menurut Kumano evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Ini berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapaiseorang siswa dengan kriteria yang telajh ditetapkan.


D.    TUJUAN EVALUASI BELAJAR
Dalam hal ini tujuan evaluasi belajar dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama mengenai tujuan umum dari evaluasi belajar. Bagian kedua  mengenai tujuan khusus dari evaluasi belajar.
1.    Tujuan umum sebagai berikut :
a.    Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam proses pengumpulan data ini dimaksudkan adalah proses pengumpulan data dalam bentuk tugas dalam artian tentang pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau tugas-tugas lain yang dibuat oleh peserta didik.
b.    Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktivitas atau pengalaman yang telah di dapat.
Guru bukan hanya menilai secara tulisan mengenai tugas peserta didik. Guru juga dituntut untuk menilai peserta didik secara aktivitasnya. Dalam artian perilaku peserta didik juga menjadi penilaian di dalam proses pembelajaran.
c.    Menilai metode belajar yang dipergunakan.
Metode belajar sangatlah banyak dipergunakan dalam pembelajaran di Indonesia. Metode belajar harusnya dinilai apakah layak untuk dipergunakan lebih lanjut. Ataukah harus ada evaluasi tentang metode belajar sehingga metode belajar pada pembelajaran mendatang jauh lebih baik.

2.    Tujuan khusus sebagai berikut :
a.       Merangsang kegiatan siswa.
b.      Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
c.       Memperbaiki mutu pelajaran.
d.      Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan bakat siswa.
e.       Mempeloreh laporan tentang perkembangan siswa yang perlukan orang tua dan lembaga pendidikan.



E.     MACAM-MACAM EVALUASI BELAJAR
Bermacam-macam evaluasi belajar di antaranya ada beberapa :
1.      Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan duatu pokok bahasan/topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telan berjalan sebagaimana yang direnanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.

2.      Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang di dalamnya tercakup lebih dari satu pokk bahasan, dan dimaksudkan untukmengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit yang berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Fungi evaluasi ini adalah untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu semester atau akhir dari suatu program bahan pengajaran.

3.      Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan ketika belajar.


F.     TES OBJEKTIF DAN TES ESSAY
1.      Tes Objektif
Adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Kelebihan dari tes ini adalah sebagai berikut:
a.       Lebih resprektif mewakili isi dan luar bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif. Baik dari segi peserta didik maupun segi guru
b.      Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
c.       Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain.
d.      Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
e.       Untuk menjawabtes objektif tidak banyak memakai waktu
f.       Lalu reabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay, karena penilaiannya bersifat objektif.
g.      Validalitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya lebih luas.
h.      Lalu pemberian nilai dan cara menilai objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus daripada si pemberi nilai.
i.        Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
Sedangkan kelemahan dari tes ini adalah sebagai berikut:
a.       Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit daripada tes essay karena soalnya banyak dan harus teliti.
b.      Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan.
c.       Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d.      Kerja sama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal lebih terbuka.
e.       Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban.
f.       Memang tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat.
g.      Tidak biasa mengajak peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi.
h.      Banyak memakan biaya.

2.      Tes Essay
Adalah tes yang menuntut sisa mengingat, memahami, mengorganisir gagasannya atau jawaban soal tes yang selanjutnya diekspresikan dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kelebihannya adalah:
a.       Guru tidak terlalu sulit untuk menyusun bentuk tes uraian.
b.       Melatih siswa mengkontruksi gagasannya dengan baik kemudian mengekspresikannya dalam sebuah jawaban tertulis.
c.       Hemat atau ekonomis karena sara kertas untuk menjawab terbatas.
Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah sebagai berikut:
a.       Soal lazimnya terbatas sehingga cakupan materi evaluasi juga terbatas.
b.      Jawaban heterogen sehinga sering menyulitkan dalam menilai.
c.       Subjektifitas penilai sulit dihindari.
d.       Kualitas tulisan panjang pendeknya kalimat sering berpengaruh pada sikap guru dalam menilai.
e.       Karakteristik penyusunan tes essay yang berlainan sering menimbulkan salah persepsi bagi siswa.



G.    CARA PENGAJARAN DALAM MATA PELAJARAN SASTRA INDONESIA
Mencapai prestasi belajar membutuhkan cara pengajaran yang baik. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan pengajaran dalam pelajaran sastra Indonesia. Lebih tepatnya menjelaskan mengenai pementasan drama.
1.      Cara Pengajaran
Dalam hal ini pementasan drama bukanlah pelajaran yang mudah. Untuk dapat mementaskan drama diperlukan persiapan yang cukup matang. Oleh karena itu pementasan drama diperlukan beberapa kelompok. Dibagilah beberapa kelompok untuk pementasan drama tersebut. Mulailai latihan setiap kelompok. Dari mulai membaca sedikit demi sedikit naskah drama tersebut. Sampai akhirnya terbiasa sehingga tidak lagi membaca teks drama. Semua persiapan yang diperlukan dikerjakan hingga sesuai dengan kebutuhan. Seperti property, make up, kostum, dan semua yang dibutuhkan dalam pementasan drama tersebut.
2.      Cara Mengevaluasi
Setelah proses pengajaran selesai. Lebih tepatnya sesudah pementasan drama diadakan. Maka diadakan evaluasi mengenai pementasan drama tersebut. Diadakan evaluasi mengenai pemeran dalam tokoh drama tersebut. Selanjutnya, diadakan evaluasi mengenai property, kostum dan sebagainya. Setelah diadakan evaluasi peserta didik jadi lebih tahu di mana letak kekurangan dalam pementasan drama tersebut.
3.      Prestasi Nilai
Dalam proses pemberian nilai guru seharusnya objektif. Dalam artian tidak memihak kepada seseorang. Tetapi, pemberian nilai sesuai dengan kemampuan peserta didik. Misalnya jika seorang peserta didik menampilkan drama dengan total. Dengan penghayatan yang bagus, dengan atribut yang sesuai maka itulah penilaian yang diutamakan. Karena penilaian seperti itu yang objektif.

H.    AYAT AL-QURAN TENTANG PRESTASI BELAJAR
Semua yang ada di dunia ini sudah tergambarkan lewat Al-Quran. Seperti prestasi belajar yang kita ketahui terdapat di dalam Al-Quran meskipun tidak secara terang-terangan dijelaskannya. Hal ini dapat dipahami dari ayat-ayat berikut ini:
و علم ادم الاسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال انبئونى باسماءهم هؤلاء ان كنتم صادقين (٣١) قالو سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم (٣٢) قال يا ادم انبئهم باسمائهم فلما انباهم باسمائهم قال الم اقل لكم انى اعلم غيب السماوات والارض واعلم ما تبدون وماكنتم تكتمون (٣٣)

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab:”Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (Q.S. Al Baqarah: 31-33)

Dari ayat tersebut ada empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah SWT dalam ayat tersebut bertindak sebagai guru memberikan pengajaran kepada Nabi Adam as; kedua, para malaikat tidak memperoleh pengajaran sebagaimana yang telah diterima Nabi Adam. Ketiga, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Adam agar mendemonstrasikan ajaran yang diterima di hadapan para malaikat. Keempat, materi evaluasi atau yang diujikan haruslah yang pernah diajarkan

I.       KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa proses dalam pembelajaran menentukan prestasi belajar. Setiap peserta didik mempunyai perbedaan dalam prestasi belajar. Ada yang cenderung tinggi, ada pula yang cenderug rendah. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seeorang setelah ia melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diketahui melalui evaluasi belajar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik melalui berbagai macam-macam evaluasi. Evaluasi pun menjadi tolak ukur agar peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi lagi.
J.      REFERENSI
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta,2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Rachman, Abror Abd. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1993

Senin, 01 Juni 2015

Anak Berkebutuhan Khusus



ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment,dan handicaped. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:
1.      Impairment: merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami kecacatan kaki.
2.      Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
3.      Handicaped: merupakan ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disabilityyang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga bisa diartikan  suatu keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.


Termasuk anak-anak berkebutuhan khusus yang sifatnya temporer di antaranya adalah anak-anak penyandang post traumatic syndrome disorder (PTSD) akibat bencana alam, perang, atau kerusuhan, anak-anak yang kurang gizi, lahir prematur, anak yang lahir dari keluarga miskin, anak-anak yang mengalami depresi karena perlakukan kasar, anak-anak korban kekerasan, anak yang kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar, anak yang tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak berpenyakit kronis, dan sebagainya.
Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Anak berkebutuhan khusus(abk) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “anak luar biasa (alb)” yang menandakan adanya kelainan khusus.anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Di negara indonesia, abk yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain sebagai berikut :
1.        Anak yang mengalami tuna netra.
2.        Anak yang mengalami tuna rungu wicara hambatan pendengaran.
3.        Anak dengan tuna grahita (hambatan mental, emosi, sosial, dan fisik).
4.        Anak dengan tuna daksa (kelainan pada tulang).
5.        Anak tunalaras (kelainan membuat keonaran secara berlebihan).
6.        Anak dengan autis (kelainan berbicara dan intelektual).
7.        Anak dengan hiperaktif(kerusakan otak, kelainan emosi).
8.        Anak dengan hendaya belajar (mempunyai prestasi rendah).
9.        Anak dengan tunaganda (kelainan hambatan perkembangan neurologis).
Siswa-siswa yang mempunyai ganguan perkembangan tersebut, memerlukan suatu metode pembelajaran yang sifatnya khusus. Suatu pola yang bervariasi, diyakini dapat meningkatkan potensi peserta didik.
B. Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi motivasi, konteks, keterarahan, hubungan sosial, belajar sambil bekerjaa, individualisasi, menemukan, dan memecahkan masalah. Sedangkan prinsip –prinsip khusus disesuaikan dengan karakteristik khusus dari setiap penyandang kelainan. Misalnya untuk peserta didik dengan hambatan visual, diperlukan prinsip-prinsip kekongretan, pengalaman yang menyatu, dan belajar sambil melakukan. Untuk yang mengalami kesulitan mendengar dan berbicara diperlukan prinsip-prinsip keterarahanwajah. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan emosinya diperlukan prinsip-prinsip kebutuhan dan keaktifan. Peserta didik yang megalami kesulitan befikir maka prinsip-prinsip khsuus yg digunakan antara lain, pengulangan, pemebrian contoh dan arahan, ketekunana kasih sayang.
Model pembelajaran anak abk alam penerapan kurikulum berbasis kompetensi (kbk) diperlukan keenam komponen-komponen penting antara lain :
a.         Rasionalitas
b.         Visi dan misi
c.         Tujuan pembelajaran kbk
d.        Isi program pembelajaran
e.         Pendukung sistem model pembelajran dengan kbk
f.          Komponen dasar model pembelajaran
C. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut Kauffman dan Hallahan, antara lain sebagai berikut :
a)      Anak Tuna Grahita
Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual di bawah rerata. Anak tunagrahita memiliki karakteristik anak dengan hendaya perkembangan (tunagrahita), meliputi hal-hal sebagai berikut :
a)      Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita.
b)      Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan.
c)      Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan.
d)     Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.
e)      Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial.
f)       Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.
g)      Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.
h)      Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.
i)        Kurang mampu untuk berkomunikasi.
j)        Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.
b)      Anak dengan kesulitan belajar
Anak yang berprestasi rendah umumnya kita temui di sekolah, karena mereka pada umumnya tidak mampu menguasai bidang studi tetentu yang diprogramkan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku. Anak dengan kesulitan belajar mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a)      Kelainan yang terjadi berkaitan dengan faktor psikologis sehingga mengganggu kelancaran berbahasa, saat berbicara, dan menulis.
b)      Pada umumnya mereka tidak mampu untuk menjadi pendengar yang baik, untuk berfikir, untuk berbicara, membaca dan menulis, mengeja huruf, bahkan perhitungan yang bersifat matematika.
c)      Kemampuan mereka yang rendah dapat dicirikan melalui hasil tes IQ atau tes prestasi belajar khususnya kemampuan-kemampuan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di sekolah.
d)     Kondisi kelainan dapat disebabkan oleh perceptual handicapes dan sebaginya.
e)      Mereka tidak tergolong ke dalam penyandang tuna grahita, tuna laras, atau mereka yang mendapatkan hambatan dari faktor lingkungan, budaya atau faktor ekonomi.
f)       Mempunyai karakteristik khusus berupa kesulitan di bidang akademik, masalah-masalah kognitif, dan masalah-masalah emosi sosial.
c)      Peserta Didik Hiperaktif
Hiperaktif bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala. Ciri yang paling mudah dikenal bagi anak hiperaktif adalah anak akan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, selalu menganggu teman-teman di kelasnya, suka berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, mempunyai kesulitan berkonsentrasi,dan mempunyai masalah belajar hampir di seluruh bidang studi.
d)     Anak Tunalaras
Anak tuna laras biasa disebut juga dengan anak dengan hendaya perilaku menyimpang. Bower menyatakan bahwa anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku, apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut ini :
a)         Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor intelektual, kesehatan.
b)        Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru.
c)         Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya.
d)        Secara umum, mereka selalu dalma keadaan depresi.
e)         Bertendesi ke arah fisik seperti merasa sakit, atau ketakutan berkaitan dengan orang atau permasalahan di sekolah.
e)      Anak tunarungu wicara
Yang dimaksud tuna rungu ini adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengaran. Ciri-cirinya kurang perhatian saat guru menerangkan, mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
f)    Anak Tunanetra
Bagi yang mengalami hambatan pengihatan atau tunanetra jelas ia harus mempelajari lingkungan sekitarnya dengan menyentuh dan merasakannya. Perilaku untuk mengetahui objek dengan cara mendengarkan suara dari objek yang akan diraih adalah perilakunya dalam perkembangan motorik.
g)      Anak autis
Anak autis merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Kelainan yang terjadi pada anak autis antara lain, kelainan berbicara, kelainan fungsi saraf dan intelektual, perilaku yang ganjil, interaksi sosial, anak autis kurang suka bergaul dan sangat terisolasi hidupnya.
h)      Anak Tunadaksa
Anak tunadaksa memiliki kecacatan fisik sehingga mengalami gangguan pada koordinasi gerak, persepsi, dan kognisi disamping adanya kerusakan saraf tertentu.ciri utamanya ialah, geraknya kurang kuat, berjalan dengan langkah yang panjang dan mudah jatuh.
i)        Anak Tunaganda
Tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan-pribadi di masyarakat.
j)        Anak berabakat dan keberbakatan


Peserta didik berbakat mempunyai empat kategori :
a)      Mempunyai kemampuan intelektual atau mempunyai intelegensi yang menyuluruh.
b)      Kemampuan intelektual khusus.
c)      Berfikir kreatif atau berfikir murni menyeluruh.
d)     Mempunyai bakat kreatif khusus.

Sumber Foto : www.google.co.id