Senin, 01 Juni 2015

Anak Berkebutuhan Khusus



ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment,dan handicaped. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:
1.      Impairment: merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami kecacatan kaki.
2.      Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
3.      Handicaped: merupakan ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disabilityyang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga bisa diartikan  suatu keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.


Termasuk anak-anak berkebutuhan khusus yang sifatnya temporer di antaranya adalah anak-anak penyandang post traumatic syndrome disorder (PTSD) akibat bencana alam, perang, atau kerusuhan, anak-anak yang kurang gizi, lahir prematur, anak yang lahir dari keluarga miskin, anak-anak yang mengalami depresi karena perlakukan kasar, anak-anak korban kekerasan, anak yang kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar, anak yang tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak berpenyakit kronis, dan sebagainya.
Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Anak berkebutuhan khusus(abk) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “anak luar biasa (alb)” yang menandakan adanya kelainan khusus.anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Di negara indonesia, abk yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain sebagai berikut :
1.        Anak yang mengalami tuna netra.
2.        Anak yang mengalami tuna rungu wicara hambatan pendengaran.
3.        Anak dengan tuna grahita (hambatan mental, emosi, sosial, dan fisik).
4.        Anak dengan tuna daksa (kelainan pada tulang).
5.        Anak tunalaras (kelainan membuat keonaran secara berlebihan).
6.        Anak dengan autis (kelainan berbicara dan intelektual).
7.        Anak dengan hiperaktif(kerusakan otak, kelainan emosi).
8.        Anak dengan hendaya belajar (mempunyai prestasi rendah).
9.        Anak dengan tunaganda (kelainan hambatan perkembangan neurologis).
Siswa-siswa yang mempunyai ganguan perkembangan tersebut, memerlukan suatu metode pembelajaran yang sifatnya khusus. Suatu pola yang bervariasi, diyakini dapat meningkatkan potensi peserta didik.
B. Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi motivasi, konteks, keterarahan, hubungan sosial, belajar sambil bekerjaa, individualisasi, menemukan, dan memecahkan masalah. Sedangkan prinsip –prinsip khusus disesuaikan dengan karakteristik khusus dari setiap penyandang kelainan. Misalnya untuk peserta didik dengan hambatan visual, diperlukan prinsip-prinsip kekongretan, pengalaman yang menyatu, dan belajar sambil melakukan. Untuk yang mengalami kesulitan mendengar dan berbicara diperlukan prinsip-prinsip keterarahanwajah. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan emosinya diperlukan prinsip-prinsip kebutuhan dan keaktifan. Peserta didik yang megalami kesulitan befikir maka prinsip-prinsip khsuus yg digunakan antara lain, pengulangan, pemebrian contoh dan arahan, ketekunana kasih sayang.
Model pembelajaran anak abk alam penerapan kurikulum berbasis kompetensi (kbk) diperlukan keenam komponen-komponen penting antara lain :
a.         Rasionalitas
b.         Visi dan misi
c.         Tujuan pembelajaran kbk
d.        Isi program pembelajaran
e.         Pendukung sistem model pembelajran dengan kbk
f.          Komponen dasar model pembelajaran
C. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut Kauffman dan Hallahan, antara lain sebagai berikut :
a)      Anak Tuna Grahita
Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual di bawah rerata. Anak tunagrahita memiliki karakteristik anak dengan hendaya perkembangan (tunagrahita), meliputi hal-hal sebagai berikut :
a)      Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita.
b)      Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan.
c)      Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan.
d)     Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.
e)      Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial.
f)       Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.
g)      Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.
h)      Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.
i)        Kurang mampu untuk berkomunikasi.
j)        Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.
b)      Anak dengan kesulitan belajar
Anak yang berprestasi rendah umumnya kita temui di sekolah, karena mereka pada umumnya tidak mampu menguasai bidang studi tetentu yang diprogramkan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku. Anak dengan kesulitan belajar mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a)      Kelainan yang terjadi berkaitan dengan faktor psikologis sehingga mengganggu kelancaran berbahasa, saat berbicara, dan menulis.
b)      Pada umumnya mereka tidak mampu untuk menjadi pendengar yang baik, untuk berfikir, untuk berbicara, membaca dan menulis, mengeja huruf, bahkan perhitungan yang bersifat matematika.
c)      Kemampuan mereka yang rendah dapat dicirikan melalui hasil tes IQ atau tes prestasi belajar khususnya kemampuan-kemampuan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di sekolah.
d)     Kondisi kelainan dapat disebabkan oleh perceptual handicapes dan sebaginya.
e)      Mereka tidak tergolong ke dalam penyandang tuna grahita, tuna laras, atau mereka yang mendapatkan hambatan dari faktor lingkungan, budaya atau faktor ekonomi.
f)       Mempunyai karakteristik khusus berupa kesulitan di bidang akademik, masalah-masalah kognitif, dan masalah-masalah emosi sosial.
c)      Peserta Didik Hiperaktif
Hiperaktif bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala. Ciri yang paling mudah dikenal bagi anak hiperaktif adalah anak akan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, selalu menganggu teman-teman di kelasnya, suka berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, mempunyai kesulitan berkonsentrasi,dan mempunyai masalah belajar hampir di seluruh bidang studi.
d)     Anak Tunalaras
Anak tuna laras biasa disebut juga dengan anak dengan hendaya perilaku menyimpang. Bower menyatakan bahwa anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku, apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut ini :
a)         Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor intelektual, kesehatan.
b)        Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru.
c)         Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya.
d)        Secara umum, mereka selalu dalma keadaan depresi.
e)         Bertendesi ke arah fisik seperti merasa sakit, atau ketakutan berkaitan dengan orang atau permasalahan di sekolah.
e)      Anak tunarungu wicara
Yang dimaksud tuna rungu ini adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengaran. Ciri-cirinya kurang perhatian saat guru menerangkan, mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
f)    Anak Tunanetra
Bagi yang mengalami hambatan pengihatan atau tunanetra jelas ia harus mempelajari lingkungan sekitarnya dengan menyentuh dan merasakannya. Perilaku untuk mengetahui objek dengan cara mendengarkan suara dari objek yang akan diraih adalah perilakunya dalam perkembangan motorik.
g)      Anak autis
Anak autis merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Kelainan yang terjadi pada anak autis antara lain, kelainan berbicara, kelainan fungsi saraf dan intelektual, perilaku yang ganjil, interaksi sosial, anak autis kurang suka bergaul dan sangat terisolasi hidupnya.
h)      Anak Tunadaksa
Anak tunadaksa memiliki kecacatan fisik sehingga mengalami gangguan pada koordinasi gerak, persepsi, dan kognisi disamping adanya kerusakan saraf tertentu.ciri utamanya ialah, geraknya kurang kuat, berjalan dengan langkah yang panjang dan mudah jatuh.
i)        Anak Tunaganda
Tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan-pribadi di masyarakat.
j)        Anak berabakat dan keberbakatan


Peserta didik berbakat mempunyai empat kategori :
a)      Mempunyai kemampuan intelektual atau mempunyai intelegensi yang menyuluruh.
b)      Kemampuan intelektual khusus.
c)      Berfikir kreatif atau berfikir murni menyeluruh.
d)     Mempunyai bakat kreatif khusus.

Sumber Foto : www.google.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar