Peran Sosial
Budaya Terhadap Kurikulum
Oleh : Rizki Ramadhan
Dalam beberapa tahun terakhir
pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
telah membuat kurikulum baru. Kurikulum tersebut adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah sebuah inovasi yang dikeluarkan pemerintah untuk
menggantikan kurikulum yang lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Namun, perlu dipahami bahwa pergantian kurikulum tersebut mempunyai
maksud dan tujuan. Terlebih lagi kurikulum 2013 ini dibuat agar lebih baik dari
kurikulum sebelumnya. Otomatis maksud dan tujuannya akan lebih baik lagi dari
pada tujuan kurikulum sebelumnya.
Jika pada hakikatnya tujuanlah yang kita akan capai. Seni dan budayalah
sebagai isi dari kurikulum yang jikalau dilaksanakan dengan baik maka akan
mencapai kepada tujuan yang sesungguhnya. Karena pendidikan berakar pada budaya
bangsa untuk membangun kehidupan bangsa di masa kini dan mendatang. Haruslah
peserta didik diajarkan bahkan dididik dengan menggunakan budaya bangsa dan
bukan budaya luar. Jika kita ajarkan peserta didik dengan budaya luar, maka
akan terhapuslah perlahan-lahan rasa nasionalismenya. Sehingga menjadikan peserta
didik untuk melakukan hal yang di luar dari batas kewajaran dalam budaya lokal.
Padahal makna yang terkandung dari pendidikan adalah akar budaya bangsa
adalah bagaimana kurikulum itu merancang pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Maka dari itu rancangan pendidikan itu haruslah
sesuai dengan sosial budaya yang ada di lingkungan peserta didik. Dengan
demikian, untuk mempersiapkan generasi muda bangsa kurikulum haruslah sejalan
dengan nilai-nilai budaya. Terlebih lagi peserta didik juga harus menguasai
kompetensi kebudayaan lokal. Sehingga ketika mereka hidup dimasyarakat mereka
sudah mempunyai bekal kompetensi tersebut.
Peserta didik juga sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif. Dalam
artian bukan saja peserta didik hanya mengetahui isi budayanya. Tetapi juga
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam budaya. Bisa dalam kehidupan
sehari-hari atau juga dilingkungan yang baru dirasakan. Isi budayanya pun juga
harus sesuai dengan tingkatan atau jenjangnya. Agar tidaklah tumpang tindih
antara satu dengan yang lain.
Dewasa ini, kurikulum 2013 mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
sebagai kegiatan utama. Dengan diwajibkannya kegiatan pramuka di setiap
sekolah. Maka akan menumbuhkan aspek sosial serta budaya. Karena kegiatan seperti
itu dapat lebih membuat siswa semakin termotivasi untuk mempelajari aspek-aspek
sosial. Terlebih lagi aspek kebudayaan yang selama ini kurang siswa minati
karena sering dianggap kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman.
Tidak kalah pentingnya, bahasa daerah pun harus selalu menjadi muatan
lokal dalam setiap daerah. Entah
harus digabungkan jam belajarnya ataupun dipisah. Karena mempelajari
bahasa daerah akan menambah kecintaan terhadap budaya bangsanya sendiri. Terlebih lagi akan merasa bangga mempelajari
bahasa tanah kelahirannya. Maka bahasa daerah haruslah ada dalam setiap
muatan lokal.
Dewasa ini, banyak para remaja khususnya yang sering menggunakan bahasa alay
dan gaul. Hal ini membuat bahasa Indonesia umumnya dan bahasa daerah khususnya
menjadi semakin terpinggirkan. Karena keberadaan bahasa alay dan gaul
itu akan menggeser bahasa yang sudah sejak lama digunakan yaitu bahasa
Indonesia. Terlebih lagi peran bahasa Indonesia terhadap kurikulum.
Dalam bidang seni rupa pun banyak bermanfaat terhadap sikap peserta
didik. Seperti contohnya rancangan mengenai gambar alam di sekitar yang
menunjukan bahwa siswa harus menelaah mengenai gambar tersebut. Mengenai gambar
yang bermakna terhadap kehidupan di sekeliling peserta didik. Seni rupa juga
merupakan bagian dari budaya yang harus dilestarikan. Oleh karena itu, pendidik
juga harus mampu berperan terhadap proses pembelajaran di dalam bidang seni
rupa.
Pendidik juga harus mampu untuk menyontohkan seni rupa itu sendiri. Bukan
hanya mengajarkan tentang seni rupa saja. Tetapi juga mempraktikan seni rupa
sebagai contoh kepada peserta didik. Sehingga peserta didik lebih memahami
mengenai seni rupa. Sehingga pada praktiknya siswa juga diajak lebih aktif.
Seperti di dalam kurikulum 2013. Siswa sebagai pusat atau student center.
Dalam bidang seni musik juga
berpengaruh terhadap sikap aktif peserta didik. Kebanyakan peserta didik juga
sangat menyukai musik. Terlebih lagi di zaman yang serba globalisasi ini musik
menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Karena peserta didik
ketika sedang tidak mood belajar terkadang ketika mendengarkan musik. Mereka bisa
kembali mood dalam belajar. Pendidik juga harus bisa menguasai salah satu alat
musik. Agar peserta didik lebih memaham tentang musik. Terlebih lagi tentang
musik daerah. Musik daerah seharusnya juga menjadi muatan lokal di daerah
sekolahnya.
Begitu juga dengan seni
teater. Seni teater di dalam kurikulum
2013 diajarkan. Karena pada hakikatnya kesenian budaya seperti teater ini
haruslah selalu menjadi kegiatan yang mendukung budaya Indonesia. Terlebih lagi
para pendidik yang seharusnya mampu untuk menyontohkan seni teater tersebut
meskipun dalam lingkup yang sempit.
Kesimpulannya adalah bahwa
kesenian Indonesia. Telebih lagi budaya bangsa Indonesia haruslah menjadi
kompenen isi kurikulum. Karena dengan dimasukannya komponen budaya tersebut
maka akan mengembangkan budaya bangsa Indonesia kepada generasi muda. Sehingga
budaya Indonesia tidak mudah luntur atau tidak mudah menghilang.
Dengan perkembangannya di
dalam kurikulum. Maka budaya Indonesia dari waktu ke waktu lebih berkembang
lagi. Apalagi dalam kurikulum 2013 ini peserta didik diajak lebih aktif. Dalam
hal ini bukanlah guru yang menjadi pusat pembelajaran. Tetapi, peserta didiklah
yang menjadi pusat pembelajaran, sehingga peserta didik diajak lebih kreatif.
Jika generasi muda kreatif maka bangsa ini dipegang oleh orang-orang yang
kreatif. Jika orang-orang yang menjalankan pemerintahan ini. Maka pendidikan
akan lebih maju lagi dan bisa bersaing dilingkup dunia.
Sumber bacaan :
I Wayan AS. S.
Si. Perangkat Pembelajaran Seni Budaya. Jakarta: CV. Az-Zahra. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar