Jumat, 29 Mei 2015

Peran Sosial Budaya Terhadap Kurikulum



Peran Sosial Budaya Terhadap Kurikulum
Oleh : Rizki Ramadhan

Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat kurikulum baru. Kurikulum tersebut adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah sebuah inovasi yang dikeluarkan pemerintah untuk menggantikan kurikulum yang lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun, perlu dipahami bahwa pergantian kurikulum tersebut mempunyai maksud dan tujuan. Terlebih lagi kurikulum 2013 ini dibuat agar lebih baik dari kurikulum sebelumnya. Otomatis maksud dan tujuannya akan lebih baik lagi dari pada tujuan kurikulum sebelumnya.
Jika pada hakikatnya tujuanlah yang kita akan capai. Seni dan budayalah sebagai isi dari kurikulum yang jikalau dilaksanakan dengan baik maka akan mencapai kepada tujuan yang sesungguhnya. Karena pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa di masa kini dan mendatang. Haruslah peserta didik diajarkan bahkan dididik dengan menggunakan budaya bangsa dan bukan budaya luar. Jika kita ajarkan peserta didik dengan budaya luar, maka akan terhapuslah perlahan-lahan rasa nasionalismenya. Sehingga menjadikan peserta didik untuk melakukan hal yang di luar dari batas kewajaran dalam budaya lokal.
Padahal makna yang terkandung dari pendidikan adalah akar budaya bangsa adalah bagaimana kurikulum itu merancang pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Maka dari itu rancangan pendidikan itu haruslah sesuai dengan sosial budaya yang ada di lingkungan peserta didik. Dengan demikian, untuk mempersiapkan generasi muda bangsa kurikulum haruslah sejalan dengan nilai-nilai budaya. Terlebih lagi peserta didik juga harus menguasai kompetensi kebudayaan lokal. Sehingga ketika mereka hidup dimasyarakat mereka sudah mempunyai bekal kompetensi tersebut.
Peserta didik juga sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif. Dalam artian bukan saja peserta didik hanya mengetahui isi budayanya. Tetapi juga mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam budaya. Bisa dalam kehidupan sehari-hari atau juga dilingkungan yang baru dirasakan. Isi budayanya pun juga harus sesuai dengan tingkatan atau jenjangnya. Agar tidaklah tumpang tindih antara satu dengan yang lain.
Dewasa ini, kurikulum 2013 mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai kegiatan utama. Dengan diwajibkannya kegiatan pramuka di setiap sekolah. Maka akan menumbuhkan aspek sosial serta budaya. Karena kegiatan seperti itu dapat lebih membuat siswa semakin termotivasi untuk mempelajari aspek-aspek sosial. Terlebih lagi aspek kebudayaan yang selama ini kurang siswa minati karena sering dianggap kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman.
Tidak kalah pentingnya, bahasa daerah pun harus selalu menjadi muatan lokal dalam setiap daerah. Entah harus digabungkan jam belajarnya ataupun dipisah. Karena mempelajari bahasa daerah akan menambah kecintaan terhadap budaya bangsanya sendiri. Terlebih lagi akan merasa bangga mempelajari bahasa tanah kelahirannya. Maka bahasa daerah haruslah ada dalam setiap muatan lokal.
Dewasa ini, banyak para remaja khususnya yang sering menggunakan bahasa alay dan gaul. Hal ini membuat bahasa Indonesia umumnya dan bahasa daerah khususnya menjadi semakin terpinggirkan. Karena keberadaan bahasa alay dan gaul itu akan menggeser bahasa yang sudah sejak lama digunakan yaitu bahasa Indonesia. Terlebih lagi peran bahasa Indonesia terhadap kurikulum.
Dalam bidang seni rupa pun banyak bermanfaat terhadap sikap peserta didik. Seperti contohnya rancangan mengenai gambar alam di sekitar yang menunjukan bahwa siswa harus menelaah mengenai gambar tersebut. Mengenai gambar yang bermakna terhadap kehidupan di sekeliling peserta didik. Seni rupa juga merupakan bagian dari budaya yang harus dilestarikan. Oleh karena itu, pendidik juga harus mampu berperan terhadap proses pembelajaran di dalam bidang seni rupa.
Pendidik juga harus mampu untuk menyontohkan seni rupa itu sendiri. Bukan hanya mengajarkan tentang seni rupa saja. Tetapi juga mempraktikan seni rupa sebagai contoh kepada peserta didik. Sehingga peserta didik lebih memahami mengenai seni rupa. Sehingga pada praktiknya siswa juga diajak lebih aktif. Seperti di dalam kurikulum 2013. Siswa sebagai pusat atau student center.
Dalam bidang seni musik juga berpengaruh terhadap sikap aktif peserta didik. Kebanyakan peserta didik juga sangat menyukai musik. Terlebih lagi di zaman yang serba globalisasi ini musik menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Karena peserta didik ketika sedang tidak mood belajar terkadang ketika mendengarkan musik. Mereka bisa kembali mood dalam belajar. Pendidik juga harus bisa menguasai salah satu alat musik. Agar peserta didik lebih memaham tentang musik. Terlebih lagi tentang musik daerah. Musik daerah seharusnya juga menjadi muatan lokal di daerah sekolahnya.
Begitu juga dengan seni teater. Seni teater  di dalam kurikulum 2013 diajarkan. Karena pada hakikatnya kesenian budaya seperti teater ini haruslah selalu menjadi kegiatan yang mendukung budaya Indonesia. Terlebih lagi para pendidik yang seharusnya mampu untuk menyontohkan seni teater tersebut meskipun dalam lingkup yang sempit.
Kesimpulannya adalah bahwa kesenian Indonesia. Telebih lagi budaya bangsa Indonesia haruslah menjadi kompenen isi kurikulum. Karena dengan dimasukannya komponen budaya tersebut maka akan mengembangkan budaya bangsa Indonesia kepada generasi muda. Sehingga budaya Indonesia tidak mudah luntur atau tidak mudah menghilang.
Dengan perkembangannya di dalam kurikulum. Maka budaya Indonesia dari waktu ke waktu lebih berkembang lagi. Apalagi dalam kurikulum 2013 ini peserta didik diajak lebih aktif. Dalam hal ini bukanlah guru yang menjadi pusat pembelajaran. Tetapi, peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran, sehingga peserta didik diajak lebih kreatif. Jika generasi muda kreatif maka bangsa ini dipegang oleh orang-orang yang kreatif. Jika orang-orang yang menjalankan pemerintahan ini. Maka pendidikan akan lebih maju lagi dan bisa bersaing dilingkup dunia.


Sumber bacaan :
I Wayan AS. S. Si. Perangkat Pembelajaran Seni Budaya. Jakarta: CV. Az-Zahra. 2013

Senin, 25 Mei 2015

Kreativitas



KREATIVITAS

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan suatu hal baru,cara baru,model baru,yang berguna bagi masyarakat.
Menurut para ahli :
1.      Barron
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yangbaru disini bukan bearti harus sama sekali baru tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.
2.      Utami munandar
Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran,keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.

Perkembangan kreatifitas
1.      Tahap sensor-motorik (0-2tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya sebab pada tahap ini tindakan anak masih berupa tindakan fisik yang bersifat refleksif.
2.      Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan kreativitas anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang meskipun dalam jangka waktu yang pendek.
3.      Tahap oprasional konkrit (7-11tahun)
Pada tahap ini, anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental,mulai mampu berfikir logis dalam bentuk sederhana.
4.      Tahap operasional formal (11 tahun keatas)
Pada tahap ini seorang anak sudah disebut sebagai remaja. Seorang remaja sudah mampu melalukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis,remaja sudah menguasai bahasa abstrak.

Karakteristik kreativitas
1.      Diers
Mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas :
·         Memiliki dorongan yang tinggi
·         Memiliki rasa ingin tahu yang besar
·         Penuh percaya diri
·         Toleran terhadap ambisius
2.      Utami munandar
Mengemukakan karakteristik kreativitas antara lain :
·         Senang mencari pengalaman baru
·         Memiliki inisiatif
·         Selalu ingin tahu
·         Mempunyai rasa humor
·         Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi

3.      Clark
Mengemukakakn karakteristik kreativitas sebagai berikut:
·         Memiliki disiplin diri yang tinggi
·         Senang berpetualang
·         Memiliki wawasan yang luas
·         Sensitif terhadap lingkungan

Upaya membantu mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam pendidikan
1.      Torrance
Menanamkan relasi bantuan dengan istilah “creative relationship” yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
·         Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak
·         Pebimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasannya tanpa mengalami hambatan
·         Pebimbing lebih menekan pada proses daripada hasil hingga pebimbing dituntut untuk mampu memandang permasalahan anak
·         Pebimbing tidak memaksakan pendapat,pandangan atau nilai nilai tertentu pada anak.
2.      Dedi supriadi
Mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif,yaitu:
·         Menciptakan rasa amankepada anak untuk mengekpresikan kreativitasnya
·         Mengakui dan menghargai gagasan anak
·         Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya
·         Memberikan peluang  untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya
·         Memberikan informasi mengenai peluang yang tersedia.

Sumber Foto : www.google.co.id

Senin, 18 Mei 2015

EMOSI

EMOSI

Emosi adalah sebuah istilah yang sudah sangat popular, namun maknanya secara tepat masih membingungkan, baik dikalangan ahli psikologi maupun ahli filsafat. Chaplin (2002) mengemukakan bahwa terdapat persesuaian umumbahwa keadaan emosional merupakan suatu reaksi kompleks yang mengait satu tingkat tinggi kegiatan dan perubahan secara mendalam serta dibarengi perasaan yang kuat, atau disertai keadaan afektif. Goleman (1984) menggunakan istilah emosi merujuk pada “a feeling and its distinctive thoughts psychological and biological states, and range of propensities to act. Sedangkan Morgan, King & Robison, (1984) mendefinisikan emosi sebagai: ”A subjective feeling state, often accompanied by facial and bodily expression, and having arousing, and motivating properties”. Jadi, emosi dapat diartika sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak (seperti senyuman atau ringisan).
Faktor-faktor yang memengaruhi emosi
Perubahan fisiologis pada wajah, otak, dan tubuh.
Proses kognitif
Pengaruh Budaya

Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah pemahaman mengenai salah dan benar.
Teori perkembangan moral biasanya focus pada penalaran moral kitabagaimana kita melakukan penilaian tentang apakah suatu hal benar atau salah.
Teori Perkembangan Moral
Teori Wilayah
Penalaran Prososial
Teori Pikiran
Teori-teori perkembangan kognitif tentang penalaran moral
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan moral
Lingkungan Keluarga
Keluarga sebagai lingkungan pertama yang memengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran orang tuanya. Orang-orang yang tidak memiliki hubungan erat yang ahrmonis dengan orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar mereka tidak mampu mengembangkan superegonya sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melakukan pelanggaran norma.
Lingkungan Sekolah
Di sekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku di masyarakat sehingga mereka juga menentukan mana tindakan yang baik dan boleh dilakukan. Tentunya dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung menjadikan guru sebagai model dalam bertingkah laku, oleh karena itu seorang guru harus memiliki moral yang baik.
Lingkungan Pergaulan
Dalam pengembangan kepribadian , factor lingkungan juga turut memengaruhi nilai, moral, dan sikap seseorang. Pada masa remaja biasanya seseorang selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru. Selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajaran teman. Bahkan terkadang seorang teman juga bisa dijadikan panutan baginya.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sendiri juga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri untuk pelanggar-pelanggarnya.
Teknologi
Pengaruh dari kecanggihan teknologi juga memiliki pengaruh kuat terhadap terwujudnya suatu nilai. Pada era saat ini remaja banyak menggunakan teknologi untuk belajar maupun hiburan.

Sumber Foto : www.google.co.id

KONSEP DIRI

KONSEP DIRI

Konsep Diri Menurut Para Ahli
Menurut Rogers, konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari orang lain. Dari pendapat Rogers kita dapat mengidentifikasi bahwa pengalaman sangat berperan di dalam hal konsep diri. Sehingga pengalaman juga dapat membedakan antara diri seseorang dengan orang lain. Sedangkan menurut Burns, konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri yang kita inginkan. Menurut hemat saya, konsep diri menurut Burns ini juga mengemukakan mengenai pendapat orang lain di dalam diri seseorang. Kalau menurut saya, seseorang itu tidak bisa langsung berpendapat mengenai orang lain. Karena belum tentu konsep diri seseorang hanya bisa diliat dari luar saja. Tetapi, butuh proses untuk mengetahui diri seseorang. Sekalipun itu orang tua dari orang tersebut. Belum tentu dia bisa mengemukakan konsep diri anaknya. Dia hanya bisa melihat gejala-gejala yang nampak dari luar saja.
Menurut Brooks konsep diri di sini dimengerti sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik, sosial, maupun psikologis, di mana pandangan ini diperolehnya dari pengalamannya berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting dalam hidupnya. Sama halnya dengan Rogers, Brooks juga berpendapat pengalaman berperan sebagai pembeda antara diri seseorang dengan orang lain. Sehingga ditemukan di dalam diri orang tersebut yang berbeda dengan diri orang lain. Setelah saya membaca dan memahami pengertian konsep diri menurut para ahli. Saya berpendapat bahwa konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya sendiri dari hal-hal yang ia rasakan dan alami.
Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diingikan kehadirannya oleh keluarganya. Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi sikap-sikap tertentu dari ayah, ibu, kakak, dan adik ataupun orang lain dilingkup kehidupannya akan berkembanglah konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai. Perasaan inilah yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian, atau bayangan seseorang mengenai dirinya sendiri yang keseluruhannya disebut konsep diri.


Komponen-komponen Konsep Diri
Gambaran diri adalah  sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Performance di sini diartikan bahwa penampilan merupakan gambaran diri seseorang. Seseorang jauh lebih tahu penampilan dirinya sendiri daripada orang lain. Walaupun sering kali orang lain mengemukakan pendapat mengenai penampilan kita. Namun, anggaplah itu sebagai saran terhadap penampilan kita. Kalau yang baik kita ambil, yang buruk kita sisihkan. Potensi tubuh di sini dapat kita artikan bahwa tubuh kita juga punya potensi untuk dikembangkan. Dalam artian kita tahu bahwa tubuh kita mampu di dalam mengembangkan potensi yang kita punya. Persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh juga saya rasa berpengaruh. Karena jika kita menganggap dengan badan yang pendek dan gemuk kita tidak mampu melakukan sesuatu. Maka persepsi kita akan terus berkata seperti itu. Kita akan terus menerus berkata tidak mampu. Padahal kita mampu untuk melakukan sesuatu walaupun sulit.
Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut. Harga diri sangat berguna dalam diri seseorang. Setelah kita melakukan sesuatu, seharusnya kita menilai apa yang telah kita lakukan itu apakah sudah tercapai hasil yang maksimal atau belum. Jikalau belum kita tingkatkan lagi perilaku baik kita untuk mencapai sesuatu itu. Jika sudah, kita dapat analisis apakah perilaku itu bernilai baik atau tidak.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita. Jika perilaku kita baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan niatan yang baik. Maka kita sudah menjadi pribadi yang ideal.
Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Perilaku sikap seseorang juga berpengaruh di dalam masyarakat sekitarnya. JIka sikap dan tujuan kita baik, maka orang akan memandang kita baik.
Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.

Konsep diri positif  terdiri dari beberapa aspek :
Merasa mampu mengatasi masalah.
Merasa setara dengan orang lain.
Menerima pujian tanpa rasa malu.
Merasa mampu memperbaiki diri.

Konsep diri negatif terdiri dari beberapa aspek :
Peka terhadap kritik.
bersikap Responsif terhadap pujian
Cenderung merasa tidak disukai orang lain.
mempunyai sikap hiperkritik.
Mengalami hambatan dalam interaksi dalam lingkungan sosialnya.



Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan konsep diri ada beberapa, yaitu:
Usia: konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, di mana perbedaan ini lebih banyak berhubungan tugas-tugas perkembangan.
Intelegensi: mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain, dan dirinya sendiri.
Intelegensi: mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain, dan dirinya sendiri.
Status sosial ekonomi: status sosial seseorang memengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya.
Hubungan keluarga: seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan anggota keluarganya akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
Orang lain: kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu.

Sumber Foto : www.google.co.id